Senin, 16 Desember 2013

Peneliti Temukan Bahan Kimia Baru yang Bikin Orang Selalu Bahagia


Kekayaan tidak ada artinya jika tidak bahagia, demikian petuah yang sering diajarkan para bijak. Sudah sejak lama ilmu pengetahuan mencoba memahami mekanisme yang memicu rasa bahagia pada manusia. Belakangan, ilmuwan menemukan hormon baru yang menjadi penyebabnya.

Sebelumnya para ilmuwan meyakini bahwa rasa bahagia dan senang disebabkan oleh hormon dopamin. Namun kini ternyata ilmuwan menemukan ada molekul kimia baru yang mendorong manusia merasa senang, tertawa, menyebabkan kecanduan dan bahkan memunculkan kemarahan.

Hormon itu adalah Hypocretin, zat kimia di otak yang mempengaruhi sel saraf yang sama dengan hormon dopamin. Dalam laporan yang dimuat jurnal Nature Communications, peneliti menerangkan bahwa kedua hormon ini diduga bekerjasama mempengaruhi rasa senang.

Menurut penelitian yang dilakukan seorang profesor di University of California, Los Angeles bernama Jeremy Siegel, hypocretin bertanggung jawab memunculkan rasa senang dan bahagia. Kadar hypocretin meningkat bersamaan dengan peningkatan emosi positif, interaksi sosial dan rasa marah.

Peneliti melihat kadar hypocretin pada pasien epilepsi yang menerima implan otak. Tujuannya untuk membantu melacak penyebab kejang lalu mencegahnya. Siegel dan rekan-rekannya menemukan bahwa kadar hypocretin meningkat ketika pasien berbicara dengan anggota keluarga dan teman-temannya, serta ketika tertawa.

"Pasien-pasien ini mengalami banyak emosi. Kadang-kadang mereka sakit. Jika operasi ini berhasil, mereka akan terbebas dari kejang. Tapi dalam kasus lain, tidak ada yang bisa kita lakukan. Ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam," kata Siegel seperti dilansir Counsel and Heal,Selasa (19/3/2013).

Siegel sebelumnya pernah mempelajari efek hypocretin pada tahun 2000. Ia menemukan bahwa hormon ini terkait dengan kantuk di siang hari dan kelemahan otot secara tiba-tiba yang merupakan gejala narkolepsi. Ia menemukan bahwa orang yang menderita narkolepsi tidak memiliki neuron otak yang mengatur hypocretin.

Peneliti menemukan bahwa tertawa dapat memicu serangan cataplexy, yaitu gejala narkolepsi yang menyebabkan hilangnya kemampuan menggerakan otot. Karena penderita narkolepsi tidak bisa mengatur hypocretin, peneliti menduga hormon ini bertanggung jawab mencegah gejala narkolepsi.

Fungsi hypocretin yang beragam ini dapat membantu peneliti mengembangkan pengobatan baru bagi pasien narkolepsi, depresi dan kecanduan. Namun penelitian lebih lanjut mengenai hypocretin perlu dilakukan sebelum ilmuwan dapat benar-benar memahami pengaruh bahan kimia otak tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar